logo
Back to List
Artikel

TUHAN Pun Malu

thumbnail

Seorang teman datang bertamu di rumah kami. Ia sahabat yang baik yang suka bercerita berbagai kisah tentang banyak hal yang terjadi di sekitar kami. Seperti biasa kami berdiskusi tentang hal-hal aktual dan viral dan yang sedang terjadi dan menjadi buah bibir di kalangan masyarakat. Kami berdua ditemanin masing-masing segelas kopi hitam masih mengepul asapnya dan beberapa potong pisang rebus suguhan dari istri terkasih.

Hari ini ia membawa berita sangat menghebohkan. Menurutnya kejadian ini sesungguhnya tidak mungkin terjadi. Tak bisa diterima akal sehat dan pikiran normal manusia biasa yang menggunakan norma-norma hidup dan memiliki adab. Ah, teman saya ini mungkin terlalu membesar-besarkan suatu peristiwa, itu pikirku dalam hati. Apakah ini kejadian nyata sebagai sebuah fakta atau hanya sebuah cerita saja? Tanyaku seakan mau mengingatkannya.

Ini fakta, katanya bersemangat. Seorang jendral terlibat penyiksaan tahanan lainnya dalam rumah tahanan yang sama, katanya menyakinkan. Untuk membuktikan ceritanya ia mengambil hape yang tersimpan di kantong bajunya dan memutarkan beberapa vidio dihadapan saya.

Awalnya saya tak percaya, tetapi ketika polisi yang juga jendral memberikan keterangan pers di markas polisi, saya jadi yakin peristiwa viral ini memang benar adanya. Kawan saya benar sebuah peristiwa biadab dan tanpa adab dilakukan seorang jendral polisi.

Lalu kawan saya bercerita bahwa jendral polisi ini bukan sembarang jendral, tapi ia adalah jendral polisi yang jadi tahanan di rutan polisi pula karena kasus suap dan korupsi. Betapa bobrok mental jendral yang seperti ini, sudah ditahan dalam kejahatan masih saja melakukan kejahatan lainnya di tahanan yang juga markas polisi. Pantas kawan saya menyebutnya biadab dan tanpa adab. Entah jenis pendidikan apa yang diterimanya sebelumnya dalam hidupnya hingga menghasilkan mental yang tanpa adab ini.

Lebih menyakitkan lagi bahwa jendral ini melakukan penyiksaan karena merasa tersinggung agamanya dinodai. Demi membela agamanya itu ia rela melakukan kejahatan penyiksaan di luar peri kemanusiaan dan bahkan dengan melumuri orang yang disiksanya dengan kotoran manusia.

Membela Tuhan yang dipercayainya dengan cara yang mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan seperti yang diajarkan Tuhan itu sendiri. Ah, apakah mungkin Tuhan seperti itu, adakah mungkin ada ajaran penyiksaan dan melumurin musuh Tuhan dengan kotoran? Tuhan pasti tak mengajarkan yang demikian.

Timbul pertanyaan dalam diri saya, sedemikian solehnyakah jendral ini dalam beribadah dan menyembah Tuhannya? Sedemikian tekunkah ia mempelajari kitab suci yang benar sampai ia bisa melakukan kejahatan yang seperti itu? Ah, seandainya ia soleh dan tekun dalam mengamalkan agama tentu saja ia tidak melakukan kejahatan kemanusiaan seperti itu. Karena ajaran agama selalu membawa kedamaian dan menghasilkan kebahagiaan.

Kalau setiap orang mengamalkan ajaran agamanya dengan benar dan menghargai keutuhan ciptaan, tentu saja kedamaian di bumi ini akan jauh lebih damai dari yang diharapkan manusia. Agama selalu mengajarkan kebaikan dan bukan dendam, mengajarkan persahabatan dan bukan permusuhan. Agama selalu memberikan tuntunan moral, etika dan peradaban dan bukan kejahatan dan kebiadaban seperti yang dipertontonkan dan viral saat ini.

Kalau kejahatan yang kita lakukan atas nama agama, kalau tindakan kita jauh dari kata beradab dan bangga melakukannya atas nama Tuhan, sesungguhnya kita adalah orang-orang paling celaka karena menganggap diri kita benar dan suci sementara Tuhan menghakimi kita sebagai manusia yang terlakna.

Tuhan-pun malu, melihat kita sebagai orang yang ber-Tuhan tapi sesungguhnya kita tidak mengenal Tuhan.

Ega Mawardin ll MATAHATI.TV

profil
bayu admin
Published at 10 Sep 2021
Bagikan Artikel facebook-icon facebook-icon
Komentar 0

Artikel Lainnya

thumbnail
Etika Politik Kristiani dalam Memperjuangkan Aspirasi dan Kepentingan Politik Umat
Sebagai warga negara, kehidu...
Selengkapnya 18 Sep 2020
thumbnail
MUKI TV Hadir Menjawab Tantangan Zaman
Majelis Umat Kristen...
Selengkapnya 08 Sep 2021
thumbnail
Pilkada
09 Desember 2020, di...
Selengkapnya 09 Dec 2020
thumbnail
MUKI dan Pemberdayaan Anggota: Catatan dari kegiatan DPD MUKI Lumajang
Membangun organisasi bukan p...
Selengkapnya 03 Jul 2020