logo
Back to List
Artikel

PENGANTAR MEMASUKI FGD KE-3 MUKI MENJELANG MUNAS TAHUN 2021: Peranan MUKI dan Perguruan Tinggi Kristen dalam Kerangka Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Mensejahterakan Warga Masyarakat Indonesia

thumbnail

I. UCAPAN TERIMA KASIH.

1. Ucapan terimakasih kepada DPP MUKI atas prakarsa menyelenggarakan diskusi dan curah pendapat ini sebagai lanjutan beberapa FGD yang sudah terlaksana.

2. Ucapan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada para nara sumber, yth: Rektor UKI, Jakarta; UKRIDA, Jakarta; UKDW, Yogyakarta; Ketua STT IKAT, Jakarta; Rektor UNSRAT, Manado; dan UKIT, Tomohon.

3. Ucapan terimakasih dan rasa hormat kepada rekan-rekan  SC dan OC Munas serta hadirin sekalian dari berbagai wilayah dan daerah yang mengambil bagian dalam diskusi ini.

II. PUJIAN SYUKUR DAN HORMAT KEPADA TUHAN YESUS.

Marilah kita persembahkan pujian syukur dan hormat kepada Tuhan Yesus Kristus, Raja dan Kepala Gereja, Sang Pemilik MUKI dan Perguruan-perguruan Kristen di Indonesia. Sesungguhnya atas perkenan-Nyalah diskusi dan curah pendapat ini dapat terlaksana. Puji Tuhan! Hallelluya! Amin!

III. KILAS BALIK.

1. Sejarah membuktikan bahwa kehadiran perguruan-perguruan Kristen/PK (baik sekolah mau pun perguruan tinggi) tidak dapat dipisahkan dari upaya: pertama, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan kedua, mensejahterakan warga masyarakat.

Gereja-gereja dan umat Kristen mendirikan PK sebagai realisasi tugas panggilan umat percaya. Itu sebabnya, hadirnya Gereja di setempat selalu disertai PK, rumah-rumah sakit dan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pertanian atau yang dapat menolong ekonomi warga setempat. Di beberapa tempat, para zendeling justru menebus tawanan-tawanan perbudakan.

PK adalah salah-satu bidang kesaksian dan pelayanan Gereja - salah-satu cara/metode memperkenalkan kasih karunia Tuhan Yesus / keselamat bagi dunia dan manusia.

2. Jauh sebelum lahirnya perguruan-perguruan tinggi, termasuk perguruan tinggi Kristen (PTK), Sekolah-sekolah Kristen (SK) sudah berdiri di Indonesia bagian timur, sekitar tahun 1600-an, baik oleh Gereja Katolik (di NTT) mau pun Gereja Protestan (a.l. di Ambon). Hadirnya SK-SK tersebut oleh Gereja dan/atau warga Gereja setempat adalah melepaskan warga masyarakat (bukan hanya warga Gereja) setempat dari kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan dan penjajahan. Bahkan pada tahun 1930-an SK-SK sudah memiliki perhimpunan se-Nusantara yang kemudian pada tahun 1950, beberapa hari sesudah DGI didirikan, berkembang menjadi MPPK (Majelis Pusat Pendidikan Kristen) yang pada tahun 1990 berkembang menjadi MPK (Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia).

Kehadiran SK di berbagai tempat tidaklah benar oleh prakarsa penjajah. Yang benar adalah oleh Gereja dan warga Gereja di setempat sebagai respon terhadap keselamatan yang diperolehnya. Justru di beberapa tempat, Penjajah secara sengaja menghalangi perkembangan SK. Bahkan SK-SK menjadi posko-posko perjuangan kemerdekaan sebagaimana Sekolah-sekolah Swasta lainnya. Sangat disayangkan bahwa SK-SK tidak dicatat dalam Sejarah Nasional, jilid 1 dan jilid 2 (mudah-mudahan ini dapat diperjuangkan DPP MUKI agar tercatat dalam Sejarah Nasional jilid 3).

3. Motivasi kehadiran PTK tidak jauh berbeda dengan motivasi kehadiran SK sebagaimana diuraikan di atas. Perbedaannya terletak pada masanya. Jika SK lahir pada masa penjajahan maka PTK lahir pada masa kemerdekaan. Terkecuali HTS yang sudah berdiri sebelum kemerdekaan. HTS secara khusus mempersiapkan calon-calon pendeta/ domine yang memiliki kadar intelektualitas yang tinggi (HTS kemudian berkembang menjadi STT Jakarta).

Gereja menyadari tanggungjawab dan panggilannya untuk menyiapkan cerdik cendekia untuk mengisi kemerdekaan. Itulah salah-satu topik percakapan wakil Gereja-gereja di Indonesia dalam pertemuan nasional tahun 1949. Pertemuan itu secara khusus untuk menjajahi pembentukan DGI.

Pada waktu mendirikan DGI pun, tahun Mei 1950, mengenai Universiteit Christen pun dibicarakan. Mereka bersepakat mendirikannya. Semua Gereja-gereja di Indonesia mendukungnya dan merespon resolusi pendirian Universiteit Christen yang dikirimkan Ds. Rumambi, Sekum DGI pada awalnya. Itulah embrio Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang oleh DGI mempercayakan kepada Pak Todung, Pak Sigar dan Pak Yap untuk mendirikan UKI dan mencatatkannya kepada Notaris. Maka pada tahun 1953 lahirlah UKI, Jakarta. Menurut Dr. T.B. Simatupang, adalah UKI perguruan tinggi swasta yang tertua di Indonesia.

Menyusul kemudian PTPG Satya Wacana (yang berkembang menjadi UKSW) di Salatiga dan Universitas HKBP Nommensen di Medan dan Pematangsiantar. Semangat itu berkembang pesat sampai saat ini, PTK (umum) lebih dari 50-an dan PTK (teologi) ratusan banyak. Ada pun MPK adalah wadah berhimpun SK. PTK (umum)  berhimpun di BK-PTKI dan PTK (teologi) berhimpun di PERSETIA, PASTI dan PESATPIN (maaf, saya tidak tahu persis perkembangan teranyar mengenai lembaga-lembaga keumatan bidang pendidikan pada aras nasional).

IV. MUKI DAN PTK.

FGD  (Kemendikbud mengindonesiakannya menjadi DKT/ Diskusi Kelompok Terpumpun) kali ini fokus utama adalah mencari-temukan hubungan dan kerja-sama MUKI dengan PTK dalam rangka 1) mencerdaskan kehidupan bangsa, 2) mensejahterakan warga masyarakat.

Dugaan saya (semoga tidak meleset) MUKI akan mengambil bagian dalam merealisasikan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mensejahterakan warga masyarakat. Karena MUKI menyadari bahwa PTK-lah mitra yang tepat untuk itu, karena salah-satu tugas panggilan PTK adalah itu (semoga PTK tidak bergeser dari tugas panggilannya itu).

Nah, pertanyaan utama yang kiranya terjawab, kita temukan bersama dalam diskusi dan curah pendapat ini adalah: bagaimana MUKI dan PTK membangun hubungan dan kerja-sama ke depan? Bergandengan tangan, bersinergi dan berkolaborasi dalam hal apa dan dengan cara bagaimana? Ataukah lebih pas jika saya mengatakan bahwa MUKI membutuhkan topangan dan dukungan untuk merealisasikan tugas dan tanggungjawabnya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mensejahterakan warga masyarakat? Ataukah MUKI dan PTK  sesungguhnya saling membutuhkan?

Contoh:

PTK perlu membantu MUKI dalam hal manajemen modern dan keterampilan berorganisasi;

MUKI bersama-sama PTK mengadakan penyiapan kader oikumenis (PKO) sehingga MUKI memiliki kader yang sungguh-sungguh  oikumenis dan injili;

MUKI bersama-sama PTK mengadakan studi bersama, penelitian dan pengkajian mengenai kekristenan, kebangsaan dan peradaban mondial;

MUKI dan PTK bertanggung-jawab bersama untuk membentuk SDM yang berkemampuan quantum;

MUKI bersama-sama PTK mengadakan pengkaderan politik dan pengkaderan mediator;

MUKI ditolong PTK tentang bagaimana berkoperasi dan berbisnis.

Salam MUKI!

Jerry R. Sirait

Anggota SC Munas MUKI/Dewan Pengawas DPP MUKI

profil
bayu admin
Published at 02 Jul 2021
Bagikan Artikel facebook-icon facebook-icon
Komentar 0

Artikel Lainnya

thumbnail
Empat Obat Mujarab
Seorang anak muda. Ia telah...
Selengkapnya 01 Aug 2019
thumbnail
Ega Mawardin: Mari Saling Bergandengan Tangan Membangun Ekonomi Jemaat
Dalam webinar berkelanjutan...
Selengkapnya 27 Aug 2021
thumbnail
Waktu Terbaik dalam Hidup
Ini kisah seorang pria yang...
Selengkapnya 09 Aug 2019
thumbnail
Duka Kehilangan Guru Bangsa
Dukacita mendalam atas menin...
Selengkapnya 12 Sep 2019